Cara Mendidik Anak agar Anak Bahagia Yang Diterapkan di Finlandia

Cara Mendidik Anak agar Anak Bahagia
Cara Mendidik Anak agar Anak Bahagia Yang Diterapkan di Finlandia telah menjadi budaya turun temurun di negara tersebut. Finlandia adalah negara yang telah diakui memiliki sistem pendidikan terbaik di Dunia.Ternyata sistem pendidikan yang diterapkan di negara tersebut tidak hanya disusun berdasarkan kurikulum pemerintah. Tetapi juga dengan pola asuh yang diterapkan sejak dari rumah.

Pola asuh yang banyak diterapkan di Finlandia dan negara-negara skandinavia sangat berbeda dengan kebanyakan pola asuh yang diterapkan orang tua di negara Asia. Pola Asuh diterapkan negara-negara skandinavia tersebut mampu memberikan rasa kebahagiaan pada anak.
Baca juga : Pola Asuh Kerajaan Inggris Yang Membuat Anak Percaya Diri

Bagi orang tua disana, mereka membebaskan anak-anaknya bermain di luar rumah tanpa membebankan prestasi akamediknya. Sehingga anak-anak akan menikmati masa tumbuh kembangnya.

Berikut ini adalah Cara Mendidik Anak agar Anak Bahagia Yang Diterapkan di Finlandia.


1. Menghirup udara segar

Bagi orang tua di Finlandia percaya bahwa menghirup udara segar sangat baik untuk perkembangan anak. Bahkan mereka memiliki kebiasaan untuk tidur siang di luar rumah. Udara segar juga dapat mengurangi resiko infeksi dan menurunkan paparan kuman untuk anak.

2. Bermain Kotor

Anak-anak akan dibiarkan bermain bebas diluar rumah dan menikmati alam. Bahkan merekan tidak khawatir jika anaknya pulang dalam kondisi badan yang kotor penuh lumpur sekalipun. Hal ini menandakan anak menikmati waktu bermainnya dan menikmati petualangan hidupnya.
Mereka juga tidak takut jika anaknya memasukkan benda ke mulutnya. Karena sistem kekebalan tubuh akan menyesuaikan dengan aktivitas anak. Sehingga anak akan semakin segar dan tidak mudah terkena asma.
Baca juga : Cara Mendidik Anak Yang Baik dan Benar

3. Mandiri

Orang tua akan mengajarkan anak untuk mandiri. Anak-anak akan diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Bahkan pada saat usia anak menginjak 9 tahun, mereka akan membiarkan anak berangkat sekolah sendiri.
Baca juga : Mendidik Anak Menjadi Mandiri Dan Tidak Manja

Demikian Cara Mendidik Anak agar Anak Bahagia Yang Diterapkan di Finlandia, semoga dapat menambah pengetahuan anda dalam mendidik anak.

Mudah Ditiru, Ini Pola Asuh Kerajaan Inggris Yang Membuat Anak Percaya Diri

Pola Asuh Kerajaan Inggris Yang Membuat Anak Percaya Diri
Pola Asuh Kerajaan Inggris Yang Membuat Anak Percaya Diri ini diterapkan oleh Pangeran William dan Kate Middleton ini kepada Pangeran George dan Putri Charlotte. Tidak seperti kebanyakan keluarga kerajaan, Pangeran Willian dan Kate Middleton memili cara tersendiri untuk mendidik kedua anak mereka Pangeran George dan Putri Charlotte.

Pola asuh kerajaan Inggris yang terkenal kaku itu tidak berlaku bagi pasangan Pangeran William dan Kate Middleton, Duke dan Duchess of Cambridge. Pangeran William dan Kate Middleton memilih untuk menjadi orang tua seutuhnya, dan menerapkan pola asuh yang 'normal'. Ciri khusus yang digunakan mereka untuk merawat kedua buah hatinya adalah dengan menerapkan teknik Active Listening dengan menjadikan diri mereka pendengar yang baik bagi anak-anaknya.
Baca juga : Cara mendidik anak yang baik dan benar
Menurut sumber dalam kerajaan, pasangan itu memilih untuk mengasuh kedua anaknya sendiri. Hal ini berbeda dengan Ratu Elizabeth II saat merawat Pangeran Charles waktu masih kecil. Saat Pengeran Charles kecil, beliau lebih sering ditempatkan di kamar bayi dan Ratu Elizabeth II jarang menemuinya, mungkin ini memang tradisi keluarga kerajaan selama ini.

Penerapan pola asuh seperti ini konon membuat Ratu Elizabeth marah, karena tidak sesuai dengan tradisi kerajaan, sebagaimana yang dilakukan kalangan aristokrat kebanyakan. Bahkan Ratu Elizabeth pernah memarahi Pangeran William saat berjongkok dengan putranya ketika menyaksikan pawai di balkon istana.

Meskipun tidak disukai oleh Ratu Elizabeth, pola asuh active listening yang diterapkan oleh Pangeran William dan Kate Middleton dipuji banyak pakar parenting anak. Banyak juga masyarakat yang kagum dengan pola asuh pilihan pasangan tersebut.

Pola Asuh Kerajaan Inggris Yang Membuat Anak Percaya Diri

Pola asuh ini akan memberikan pesan kepada anak bahwa keberadaan mereka sangat penting bagi kedua orang tua. Teknik pengasuhan Active Listening sendiri merupakan metode pengasuhan efektif untuk melakukan komunikasi bersama anak.

Berikut ini aktivitas yang dilakukan dalam menerapkan teknik Active Listening

Berbicara sembari Jongkok

Pola Asuh Active Listening menuntut orang tua untuk berkomunikasi secara sejajar. Agar sejajar orang tua diharuskan mengambil posisi agak jongkok agar sejajar mata dengab anak. Hal ini untuk memudahkan komunikasi antara orang tua dan anak. Posisi ini juga akan memberikan pesan sejajar antara orang tua dan anak, artinya menghargai keberadaan anak. Cara ini juga merupakan cerminan komunikasi demokratis saat orang tua dan anak melakukan komunikasi atau diskusi yang positif.

Komunikasi dengan Kontak Mata

Berkomunikasi dengan menatap mata anak akan memberikan kesan bahwa anak didengarkan dan diperlakukan dengan baik. Teknik ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri anak saat berkomunikasi dengan sekitarnya.

Dalam berbagai kesempatan Pangeran William dan Kate Middleton tertangkap kamera menambil posisi agak jongkok saat berbicara dengan Pangeran George. Bahkan cara itu juga diikuti oleh Presiden Obama saat berbicara dengan Pangeran George.
Baca juga : Pendidikan Moral Anak Sejak Dini
Pola Asuh kerajaan Inggris yang diterapkan Pangeran William dan Kate Middleton patut ditiru oleh para orang tua. Penerapannya sangat mudah, namun butuh konsistensi dan kekompakan dari kedua orang tua.

Ketahui, Ini Cara Menghindari Sifat Materialistis Pada Anak

cara menghindari sifat materialistis pada anak

Membahas cara menghindari sifat materialistis pada anak pasalnya sangat penting sekali. Sifat buruk ini perlu sekali dijauhkan dari anak-anak. Karena jika tertanam pada dirinya bisa membuat ia tumbuh menjadi anak yang tidak berkepribadian. Anak yang mempunyai sifat materialistis mempunyai cara pandang bahwa kebahagiaan hanya bisa diperoleh dari kemewahan.

Pola berpikir yang seperti itu tidak baik sekali bagi perkembangannya. Oleh karena itulah jauhkan anak-anak Anda dari sifat materialistis. Lalu. Bagaimana caranya menghindari sifat materialistis pada anak ini? Ingin tahu caranya? Yuk, simak ulasan informasi berikut.

Ini cara menghindari sifat materialistis pada anak

Menanamkan kebiasaan bersyukur

Berbicara tentang trik menghindari sifat materialistis pada anak perlu diluruskan kembali agar semakin tambah jelas. Bahwasannya dalam menghindari sifat materialistis pada anak bisa dilakukan dengan menanamkan kebiasaan bersyukur. Rasa syukur bukan hanya diukur pada benda saja. Akan tetapi rasa syukur ini bisa dinikmati dari banyak hal. Seperti halnya nikmat kesehatan, kebersamaan, dan masih banyak yang lainnya. Dengan memperkenalkan dan selalu menanamkan rasa syukur padanya bisa membuat ia menjadi anak yang jauh dari sifat materialistis.
Baca juga : Ketahui Bahaya Membentak Anak

Waktu berkualitas dihabiskan bersama anak

Penting sekali bagi Anda untuk meluangkan waktunya sebab hal tersebut bisa menghindarkan sifat materilaistis pada anak. Anda bisa mengajak anak berlibur bersama, berbincang-bincang atau bermain. Kegiatan yang Anda lakukan dengan anak bisa membuatnya bahagia dan merasakan indahnya kasih sayang. Sehingga anak bisa jauh dari pemikiran bahwa kebahagian itu bisa didapat dengan banyaknya barang-barang mahal dan mewah. Alhasil anak dapat terhindar dari sifat materialistis.
Baca juga Mengajarkan Anak Sopan Santun, Ini Trik Lengkapnya !!

Ajari sikap dermawan

Memberikan contoh sikap dermawan dalam kehidupan nyata bisa menghindari sifat materialistis pada anak. Misalnya, memberikan kue pada tetangga, mangasihi fakir miskin, memberikan bantuan pada anak panti asuhan dan masih banyak cara lainnya yang bisa Anda ajarkan. Contoh  nyata yang ia lihat secara langsung bisa menghindarkan anak dari sifat materialistis. Sehingga bisa membuat anak tumbuh berhati dermawan dan peduli pada orang lain.

Mungkin dari beberapa cara menghindarkan sifat materialistis pada anak diatas yang kami bagikan bisa menginspirasi Anda. Sehingga Anda bisa menghindarkan sifat materialistis pada anak. Semoga informasi yang kami bagikan mengenai cara menghindari  sifat materialistis pada anak bisa bermanfaat. Selamat mecoba!

Wajib Dibaca! Ini Dia Manfaat Pendidikan Pra – Sekolah Pada Anak

manfaat pendidikan pra – sekolah pada anak

Perlu Anda ketahui manfaat pendidikan pra – sekolah pada anak ada beberapa macam. Sehingga penting sekali bagi Anda sebagai orangtua untuk memberikan pendidikan tersebut. Pasalnya memberikan pendidikan tersebut pada anak sering mengalami kendala. Karena anak masih belum terbiasa dengan lingkungan baru di sekolah. Akibatnya anak kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan teman-temannya. Namun pendidikan pra – sekolah pada anak mempunyai manfaat besar sekali baginya. Lalu, apa manfaat pendidikan pra – sekolah pada anak ini? Simak ulasan informasi berikut.

Ini manfaat pendidikan pra – sekolah pada anak

Pembentukan struktur otak

Salah satu manfaat pendidikan pra – sekolah pada anak, yaitu bisa membantu proses pembentukan struktur otak. Pasalnya pada saat usia anak mencapai 5 tahun 90 persen pertumbuhan otaknya sudah mulai berkembang dengan baik. Dengan banyak persentase tersebut maka berpengaruh pada masa depannya akan baik. Oleh karena itulah berikan pendidikan pra – sekolah pada anak-anak Anda. Supaya struktur otaknya bisa berkembang dengan baik. Sehingga anak pun bisa tumbuh menjadi cerdas dan sukses dimasa depannya.
Baca juga : Kiat Sukses Belajar Pada Anak, Parenting Ini Solusinya

Akademis lebih baik

Manfaat pendidikan pra – sekolah pada anak yang luar biasa lainnya yakni membantu meningkatkan akademis. Mengapa? karena pada saat usia pra – sekolah rasa ingin tahu anak sangat besar sekali. Sehingga membuat anak melakukan percobaan pada hal-hal yang belum diketahuinya. Hasilnya baik sekali untuk anak yaitu bisa meningkatkan akademisnya. Dengan dampak positif yang diberikan maka berikanlah anak-anak Anda pendidikan pra – sekolah padanya.
Baca juga : Ketahui Bahaya Membentak Anak

Aktivitas tambahan berstruktur

Sedangkan untuk manfaat pendidikan pra – sekolah pada anak selanjutnya yakni sebagai aktivitas tambahan yang mempunyai struktur. Kenapa? mungkin kalau di rumah anak hanya bisa bermain robot-robotan, boneka, mobil-mobilan dan masih banyak lainnya. Namun ketika anak berada di sekolah ia akan mendapatkan hal yang lebih menarik. Sebab di dunia sekolah anak selain diajarkan pengetahuan baru juga diajak untuk berolahraga. Sedangkan olahraga yang sering diterapkan, yaitu olahraga ringan diantaranya ada berayun, berdiri, melompat, keseimbangan dan masih banyak lainnya.

Nah, itulah beberapa manfaat pendidikan pra-sekolah pada anak yang akan diperoleh. Sebenarnya masih banyak manfaat lainnya yang dapat diperoleh. Semoga ulasan informasi yang kami bagikan mengenai manfaat pendidikan pra – sekolah pada anak bermanfaat.

Mengejutkan! Cara Orang Terkaya di Dunia Mendidik Anak

Cara Orang Terkaya di Dunia Mendidik Anak

Jeff Bezos, CEO Amazon selaku orang tekaya di dunia ternyata memiliki cara tersendiri dalam mendidik anaknya. Cara orang terkaya di dunia dalam mendidik anak terbilang sangat mengejutkan. Sebagai orang terkaya di dunia Jeff memilih untuk tidak mengekang anaknya seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang kaya.

Bahkan Jeff berujar kalau sang istri lebih rela membiarkan anaknya hanya memiliki sembilan jari daripada anaknya tidak tahu apa-apa.

Cara Orang Terkaya di Dunia Mendidik Anak


Ini dikarenakan pola asuh yang mereka terapkan membiarkan empat orang anaknya bermain pisau dan alat listrik sejak mereka berusia empat tahun.

Apa yang dilakukan Jeff dan Istri ternyata memiliki dampak positif bagi pertumbuhan anak. Karena berdasarkan hasil penelitian membiarkan anak bermain dengan hal berbahaya seperti itu akan membuat anak berdampak pada perkembangan fisik, sosial dan mampu mengajarkan anak dalam mengambil keputusan, seperti dikutip dari detikcom.
Baca juga : Tips Membangun Komunikasi Dengan Anak

Menurut Mariana Brussoni seorang ahli dari University of British Columbia mengatakan bahwa orang tua harus bisa memberikan keputusan dalam menentukan permainan kepada anak. Namun orang tua harus memberikan ruang kepada anak untuk memahami batas berdasarkan usia anak.

Mariana juga menambahkan bahwa metode mendidik anak yang diterapkan oleh orang terkaya di dunia itu sesuai dengan pemikirannya. Bahwa orang tua tidak perlu takut untuk memberikan ruang belajar anak, sehingga mengekang anak dengan menerapkan keamanan yang berlebihan.

Orang tua yang posesif terhadap anak, akan memberikan dampak buruk bagi kesahatan mental anak. Sehingga orang tua perlu memberikan ruang bermain kepada anak agar anak dapat belajar tentang peluang.

Begitulah cara orang terkaya di dunia dalam mendidik anak, semoga dapat menambah pengetahuan pembaca dalam mendidik anak secara baik dan benar

8 Cara Mengajarkan Toilet Training Pada Anak


Mengajarkan Toilet Training Pada Anak

Pada masa awal kehidupannya, anak menjalani hidup dengan senantiasa belajar. Anak perlu diajarkan dan diberikan stimulasi agar anak lebih mudah dalam menapaki dan mengetahui norma-norma yang ada. Mengajarkan Toilet Training Pada Anak juga sangat penting agar anak mengetahui bahwa tempat untuk pipis/BAB adalah di kamar mandi. Orangtua harus senantiasa sabar dalam membimbing dan mendampingi anak agar mereka dapat tumbuh menjadi anak yang mandiri.

Mengajarkan Toilet Training Pada Anak

Mungkin untuk awal, mereka akan ngompol atau buang air besar (BAB) di celana. Tidak masalah, inilah proses belajar mereka yang harus orangtua bimbing dengan kesabaran dan tidak putus asa. Agar anak-anak dapat memahami tempat buang air yang sebenarnya adalah di kamar mandi, anak membutuhkan stimulasi-stimulasi dari orangtua. Anak Tidak bisa dilepaskan begitu saja agar mengerti dengan sendirinya tentang hal ini, peran orangtua sangat diperlukan untuk memberikan pembelajaran tentang toilet training kepada anak.

Di bawah ini beberapa Cara Mengajarkan Toilet Training Pada Anak, yaitu :

1. Pastikan kesiapan balita

Balita diperkirakan siap melakukan toilet training ketika mereka sudah mampu duduk, berdiri tegak, memahami perintah atau komunikasi sederhana, dan bisa menyampaikan keinginannya. Umumnya pada usia 18 - 24 bulan.

2. Pastikan kesiapan fisik dan mental orang tua

Dalam melatih toilet training pada balita sangat dibutuhkan tenaga dan kesabaran lebih dari orangtua, khususnya seorang ibu yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Mungkin anda akan lebih sering membawa mereka untuk pipis di kamar mandi siang dan malam, membersihkan ompolnya di lantai, di kasur, di sofa, dan di tempat lainnya. Jauhkan perasaan kesal, marah, dan putus asa karena proses belajar ini tidaklah instan.

3. Komunikasi

Dalam proses belajar, jangan lupa untuk selalu berkomunikasi pada balita. Anda bisa menceritakan kenapa anda mulai melepas pospaknya dan belajar pipis/BAB di kamar mandi, beritahu mereka alasan kenapa harus di kamar mandi, bagaimana adab memasuki kamar mandi berserta doa masuk dan keluar kamar mandi, kenapa harus membersihkan bekas pipis/BAB, dan lainnya. Ada baiknya lakukan semua kegiatan anda dan balita sambil terus berkomunikasi.
Baca juga : Tips Membangun Komunikasi Dengan Anak Terlengkap

4. Buat suasana menjadi seru atau menarik

Balita sangat tertarik dengan kegiatan yang asik. Buat suasana yang dapat menarik perhatiannya agar bersemangat toilet training. Misalnya dengan membawa mainan kesayangannya, atau menempelkan sticker-sticker kartun kesukaannya di kamar mandi.

5. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan

Sediakan alat-alat seperti pel, sikat, kain lap, sabun, dll untuk membersihkan ompol atau pupnya agar hilang dari najis. Jika memungkinkan, anda bisa membelikan mereka potty chair yang lucu-lucu untuk menarik semangat toilet training balita. Pakaikan celana dalam bergambar yang disukai balita.

6. Perhatikan Jadwal dan Bahasa Tubuh Anak

Pelajari interval pipis/BAB balita mulai dari mengatur makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuhnya. Pelajari siklus, misalnya pipis 2 jam sekali (jika masih ngompol mungkin bisa diturunkan menjadi 1 jam sekali), dan siklus BAB misalnya setiap pagi sekitar jam 8. Perhatikan juga ekspresi atau bahasa tubuh balita. Biasanya balita punya ciri khas masing-masing ketika kebelet pipis/BAB.

7. Jangan lupa beri pujian

Beri pujian ketika mereka berhasil, seperti "Adek pinter deh...", "Mama bangga karena adek pipis di kamar mandi..". Jika mereka masih mengompol atau BAB di celana, jangan memarahi karena bisa membuat balita menjadi takut. Hal itu akan membuat proses toilet training lebih lama.

8. Konsisten

Lakukan terus menerus sampai balita memahami apa yang sedang orangtua ajarkan, jangan menyerah. Hindari kebingungan dengan mempelajari merode-metode asik untuk mengajari toilet training pada anak.

Hindari Kesalahan Ini

Selain 8 cara terseubt diatas, orangtua juga perlu memperhatikan 3 hal yang harus dihindari orangtua dalam mengajarkan toilet training pada anak, yaitu :

1. Terlalu Dini

Kalau anak diajarkan toilet training terlalu dini, kemungkinan akan gagal dan proses belajarnya menjadi lebih lama. Umumnya pada usia 18 - 24 bulan anak sudah dapat diajarkan toilet training, namun secara pastinya tidak ada yang tahu kapan awktu yang tepat untuk mengajarkan toilet training kepada anak.

Orangtualah yang lebih bisa melihat waktu yang tepat anak diajarkan toilet training dengan selalu memperhatikan perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya. Mengajarkan toilet training membutuhkan waktu sekitar tiga bulan atau lebih sehingga orangtua harus sabar. Jika toilet training tidak sukses dijalankan dalam beberapa minggu, itu artinya anak masih belum siap, tunggu saja beberapa minggu lagi, kemudian dicoba kembali dari awal.

2. Memulai diwaktu yang salah

Hindari mengajarkan toilet training saat anak dalam waktu dekat akan memiliki adik, atau saat berganti pengasuh maupun masa peralihan dalam hidupnya karena itu adalah waktu yang tidak tepat untuk mengajarkan anak toilet training.

Untuk mengajarkan sesuatu kepada anak membutuhkan rutinitas agar anak mudah memahami apa yang diajarkan kepadanya. Jadi pilihlah waktu yang tepat untuk mengajarkan kebiasaan toilet training kepada anak.

3. Membuatnya Menjadi Beban

Saat mengajarkan toilet training pada anak, hindari paksaan dan tekanan kepada anak untuk pipis/BAB di kamar mandi. Biarkan mereka belajar pelan-pelan sesuai dengan kemampuan. Buatlah proses belajarnya menyenangkan sehingga anak menjadi tertarik untuk belajar.

4. Mengikuti Aturan Orang Lain

Orang lain boleh saja memberikan saran agar anak anda segera diajarkan cara toilet training, namun anda jangan terlalu terpengaruh, pastikan anak anda siap saat anda ingin mengajarinya toilet training.

5. Menghukum Anak

Jika anak masih menolak, jangan paksakan terlebih memarahi dan menghukumnya, kaena hal itu akan membuat anak menjadi takut untuk mencoba sesuatu. Tanggapi penolakan maupun kesalahannya dengan bijak tidak perlu dengan amarah.

Mendidik Anak Menjadi Mandiri Dan Tidak Manja

Mendidik Anak Menjadi Mandiri Dan Tidak Manja

Banyak orang tua yang menyalah artikan rasa sayang terhadap anak. Mereka cenderung menuruti apa yang anak inginkan dan memberikan segala fasilitas yang memudahkan anak. Untuk mendidik Anak menjadi Mandiri dan Tidak Manja orang tua jangan membiasakan Anak tumbuh dengan berbagai kenyamanan dan kemudahan yang diberikan oleh orang tua. Jika anda sebagai orang tua pernah melakukan hal yang telah diuraikan diatas, maka anda perlu berhati-hati karena anak yang tumbuh dengan berbagai kenyamanan dan kemudahan hanya akan tumbuh menjadi anak yang bergantung pada orang tua, manja dan gampang menyerah. Apa yang telah kita berikan kepada anak sangat berdampak pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, orang tua harus paham bagaimana xaramendidik Anak menjadi Mandiri agar anak dapat tumbuh menjadi anak yang mandiri, tidak manja, dan bertanggung jawab, berikut adalah tips yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, tidak manja dan bertanggung jawab.

Mendidik Anak Menjadi Mandiri Dan Tidak Manja

1. Tidak Semua Keinginan anak harus dituruti Jika anak anda ingin tumbuh dengan kepribadian mandiri dan tidak bergantung pada anda, maka anda harus bisa untuk tidak selalu menuruti keinginan anak. Rasa sayang kepada anak bukan bearti anda harus menuruti apa yang anak inginkan, karena itu hanya akan membuat anak menjadi manja dan bergantung dengan orang tua. Untuk Mendidik Anak menjadi Mandiri dan Tidak Manja anda harus bisa membatasi dan memilah, berikan anak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan menurut anda, berikan alasan yang tepat kenapa anda tidak harus menuruti keinginannya, lama-kelamaan anak akan memahami alasan anda. Selain itu, berikan kepercayaan kepada anak untuk membiasakan diri mengerjakan tugas mereka sendiri agar mereka bisa belajar untuk bertanggung jawab. 2. Jangan banyak larangan Orang tua sering mengambil kesimpulan akhir, sehingga orang tua lebih sering melarang anak untuk melakukan hal-hal yang dianggap salah oleh orang tua. Mereka melarang tanpa memberikan alasan yang jelas kenapa anak dilarang melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Anak tumbuh dengan rasa keingintahuan yang besar, bagi anak dunia ini adalah jutaan keajaiban, sehingga mereka memiliki rasa untuk mengetahui apa yang mereka lihat, mereka dengan dan mereka rasakan. Jika anak sering dilarang tanpa ada alasan jelas yang disampaikan oleh orang tua, maka anak tumbuh dengan penuh rasa penasaran yang memuncak, lama kelamaan anak akan menjadi dendam dan akan melampiaskan dendam itu dengan sikap-sikap negatif yang membuat anak menjadi pelawan orang tua serta suka berbohong. Orang tua tidak boleh terlalu banyak melarang anak, arahkan anak untuk melampiaskan rasa penasarannya, komunikasi dua arah sangat diperlukan, berikan alasan dari larangan terbut dan beritahukan kepada anak tentang resiko yang akan terjadi dan mintalah mereka untuk selalu berhati-hati saat melakukan sesuatu. 3. Latih anak untuk jujur Hindari untuk berbohong kepada anak, karena anak belajar dari meniru orang tua. Orang tua harus lebih terbuka dengan anak, sehingga anak akan mengikuti orang tua. Orang tua harus bisa menjadi pendengar yang baik baik anak sehingga anak akan terbiasa terbuka dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan, sehingga mereka tidak perlu berbohong untuk menutupi perasaan mereka. 4. Hindari hukuman fisik Mendidik Anak menjadi Mandiri dan Tidak Manja sangat diperlukan kesabaran dan konsistensi, karena anak sedang mencari dan belajar dari apa yang dia alami. Anak adalah pembelajar yang ulung, mereka selalu mencoba mencari cara dan mengambil pengetahuan dari apa yang mereka alami. Tidak menutup kemungkinan, cara-cara yang mereka gunakan adalah cara-cara yang mungkin membuat malu anda sebagai orang tua dan terkadang juga cara-cara yang mereka gunakan sangat menguras emosi dan kesabaran anda. Sebagai orang tua, kita sangat dianjurkan mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan menghindari kekerasan fisik untuk menghukum anak. Mengajari anak untuk disiplin dan mengikuti kemauan orang tua, tidak harus menggunakan kekerasan fisik. Karena hukuman fisik selain akan melukai badan anak, juga akan merusak mental anak. Anak yang sering diberi hukuman fisik akan tumbuh menjadi anak pembangkang, kasar dan keras kepala, sehingga hukuman fisik harus dihindari oleh orang tua dalam mendidik anak. 5. Kasih sayang dan perhatian Kasih sayang dan perhatian orang tua sangat dibutuhkan anak, dengan kasih sayang dan perhatian orang tua, anak akan merasa nyaman dan bahagia. Menemani mereka bermain maupun belajar dan mendengarkan keluh kesah anak akan membuat anak merasa diperhatikan dan disayangi oleh orang tua mereka. Kasih sayang dan perhatian sangat diperlukan dalam proses tumbuh kembang anak. Anak lahir dengan segala keunikan, didiklah mereka dengan penuh kesabaran, darahkan mereka pada kegiatan yang positif, dan hindari kalimat-kalimat negatif ke anak. Mendidik anak perlu keteladanan dan perlu kesabaran, mudah-mudahan artikel ini dapat bermanfaat bagi anda dalam mendidik anak menjadi pribadi yang mandiri, tidak manja dan penuh tanggung jawab.