Membuat Anak Cerdas Sejak Dini, Ini Caranya !


Membuat Anak Cerdas Sejak Dini
Setiap orangtua pasti ingin memiliki anak yang cerdas. Kecerdasan sangat erat kaitannya dengan kualitas otak, karena kualitas otak anak dipengaruhi beberapa faktor yang dapat dipelajari sehingga orangtua bisa mencari dan mempelajari sendiri cara membuat anak cerdas sejak dini .

Kecerdasan anak dapat distimulasi dan dirangsang sejak anak masih dalam kandungan, bahkan saat masih janin, orangtua juga dapat melihat kondisi perkembangan kecerdasan anak. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh orangtua agar kecerdasan anak memiliki perkembangan yang positif sejak dalam kandungan. Stimulasi sejak dalam kandungan merupakan langkah awal yang penting untuk membuat anak cerdas. Kemudian, ketika anak lahir an mulai tumbuh kembang, orangtua juga harus memberikan stimulasi tambahan untuk meningkatkan kecerdasan anak. Dalam artikel ini akan diuraikan tips cara membuat anak cerdas mulai dari dalam kandungan juga saat anak sudah mulai tumbuh kembang.

Cara Membuat Anak Cerdas Sejak Dalam Kandungan

Berikut adalah beberapa hal yang harus diketahui orangtua untuk membuat anak menjadi cerdas sejak dalam kandungan, yaitu :

1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ibu hamil harus terpenuhi dengan baik dan gizinya juga harus cukup. Kebutuhan Nutrisi tidak hanya dipersiapkan saat hamil saja, namun sebaiknya kebutuhan nutrisinya sudah mulai diperhatikan dengan baik sejak sang ibu siap mengandung. Sebagaimana yang terjadi di negara maju, ada baiknya proses kehamilan memang sudah direncanakan agar pemenuhan nutrisi dan mental sang ibu benar-benar sudah dipersiapkan dengan baik, sehingga proses kehamilan dapat berjalan optimal. Asupan makanan dan komposisi nutrisi dengan kandungan gizi yang seimbang akan berdampak pada perkembangan otak bayi, utamakan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan A, B, C serta beberapa vitamin tambahan yang tidak kalah penting lainnya seperti Omega 3, Asam Folat, Zat besi, AA, DHA, vitamin B1 dan B6.

2. Hindari Zat Berbahaya

Selama proses kehamilan hindari konsumsi alkohol dan rokok serta obat-obatan terlarang karena kandungan zatnya sangat berbahaya bagi perkembangan janin maupun otak bayi.

3. Hindari Makanan yang berpengawet

Saat hamil, usahakan untuk mengkonsumsi makanan segar dan alami, serta hindari makanan yang berbahan pengawet maupun zat berbahaya lainnya seperti MSG, zat pewarna dll. Karena akan berdampak buruk bagi perkembangan otak bayi.

4. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang dan Menghindari Stres

Kasih sayang ibu akan membantu tumbuh kembang bayi lebih optimal, dengan kehamilan yang sudah direncanakan akan lebih menumbuhkan kasih sayang yang tulus dari ibu pada buah hatinya. Jangan sampai saat sedang hamil, seorang ibu merasakan beban atas kehamilan tersebut. Faktor psikologis ibu yang sedang hamil akan sangat berpengaruh pada kecerdasan buah hati, oleh karena itu sebisa mungkin psikologi ibu hamil benar-benar dijaga dengan baik. Dukungan dari pasangan dalam hal ini suami dan keluar juga sangat membantu untuk menjaga psikologi ibu hamil tetap stabil karena dapat menentramkan hati ibu yang sedang mengandung buah hatinya.

5. Komunikasi dan Stimulasi dengan Bayi dalam Kandungannya

Memberikan perhatian dan stimulasi akan meningkatkan hubungan ibu dan anak, dari hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa rangsangan dan kejadian yang terjadi diluar rahim sangat berpengaruh perkembangan otak anak. Lakukan kontak dengan ransangan dan sentuhan ke bayi dalam kandungan dengan suasana hati senang, berilah rangsangan positif ke bayi dengan kondisi yang rilex sehingga bayi akan selalu mendapatkan stimulasi positif. Stimulasi dapat dilakukan dengan elusan atau nyanyian yang disukai ibu dan membuat ibu senang. Efektifnya, stimulasi ini sering dilakukan saat usia kehamilan sudah diatas enam bulan, karena jaringan struktur otaknya mulai berfungsi optimal.

6. Hindari Stress

Selama masa kehamilan, ibu dan bayinya saling berbagi hormon. Saat ibu sedang gembira maka dalam darah ibu akan mengalirkan neo transmiter zat-zat rasa senang ke janin bayi sehingga bayi juga akan ikut merasa senang. Namun sebaliknya jika ibu merasa gelisah, banyakan tekanan dan stres, maka zat tidak nyaman itu yang akan dilepaskan oleh darah ke janin, sehingga bayi juga akan ikut merasakan kegelisahan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ibu yang mengalami stress tinggi saat hamil akan beresiko melahirkan anak dengan IQ (intelligence quotient) rendah.

Menjaga nutrisi dan makanan sehari-hari penting dilakukan oleh ibu hamil, melakukan konsultasi secara berkala dengan dokter juga bagus untuk mengetahui perkembangan kehamilan. Menguatkan mental dan psikologi serta memberikan stimulasi positif harus dilakukan untuk menumbuhkan kecerdasan anak mulai dari dalam kandungan.

Cara Membuat Anak Cerdas Sejak Dini

Ketika anak sudah lahir, orang tua juga harus merangsang kecerdasan anak dengan melakukan beberapa tips berikut ini :

1. Bicara dengan cerdas

Sesering mungkin, ajak anak berbicara sejak dari bayi. Komunikasi dengan bayi jangan sebatas pujian atau memanggil namanya saja, anda dapat mengajak bayi berbicara apa saja meskipun mereka tidak menjawabnya dengan kata-kata, bayi akan membalasnya dengan ekspresinya. Kemudian berlanjut sampai anak tumbuh hingga dewasa. Membangun Komunikasi dengan anak  akan membangun hubungan erat antara anak dengan orang tua.

2. Ikut bermain

Keterlibatan orang tua ikut bermain bersama dengan anak akan membantu mempercepat proses belajar anak. Orang tua dapat mengajarkan cara atau aturan permainan yang sebenarnya. Luangkan waktu anda untuk bermain bersama anak.

3. Bacakan cerita

Membacakan cerita dongeng pada anak dapat menghibur anak, meningkatkan kecerdasan emosional anak dan menambah kosakata anak. Pilihlah buku yang bermuatan nilai moral dan etika yang positif, membacakan cerita pada anak juga cara menanamkan kecintaan anak untuk membaca.

4. Bernyanyilah!

Ajarkan anak beragam bunyi dengan mengajaknya bernyanyi bersama atau melihat video berisi lagu-lagu anak sesuai usianya. Dengan bernyanyi bersama anak juga terdorong untuk bergerak dan menjadi lebih gembira.

Manfaat dongeng bagi perkembangan anak dan Tips Mendongeng Yang Baik

Manfaat dongeng bagi perkembangan anak dan Tips Mendongeng Yang Baik

Manfaat dongeng bagi perkembangan anak

Diera modern seperti sekarang ini, budaya mendongengkan cerita pada anak sudah mulai ditinggalkan oleh kebanyakan orangtua. Dengan kesibukannya sehari-hari seperti bekerja, mengurus rumah tangga menjadikan alasan sebagian orangtua untuk meninggalkan budaya membacakan cerita kepada anak. Padahal banyak sekali manfaat dongeng bagi perkembangan anak.

Membacakan cerita dongeng dapat menghibur anak, Membacakan cerita juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak dan lebih mengoptimalkan perkembangan psikologis anak. Dengan membacakan langsung dongeng pada anak, hubungan orangtua dan anak akan menjadi lebih dekat.

Selain beberapa manfaat diatas, masih ada lagi manfaat dongeng bagi perkembangan anak sebagaimana uraian berikut ini :

1. Mengembangkan Daya Imajinasi Anak

Masa kanak-kanak merupakan masa dimana anak masih memiliki imajinasi yang baik. Tidak jarang kita melihat anak asik bermain dan ngobrol dengan teman khayalannya. Dengan imajinasi yang baik, membacakan dongeng pada anak merupakan cara terbaik untuk mengarahkan imajinasi anak ke arah yang lebih positif.

2. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa

Membacakan cerita dongen pada anak merupakan salah satu stimulasi yang dapat membantu anak mengenali kosa kata dalam berbahasa. Cerita dongeng yang dibacakan pada anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak, sehingga anak lebih terampil dalam berbahasa. Dengan membacakan cerita dongeng yang berisi kisah-kisah teladan pada anak dapat membantu mengajarkan anak dalam menggunakan bahasa sera tutur kata yang sopan.

3. Membangkitkan Minat Baca Anak

Membacakan dongeng yang menarik pada anak dapat membuat anak haus pengetahuan, dengan ketertarikan dan rasa penasarannya, membuat keinginan anak membaca semakin meningkat karena anak ingin mencari tahu dan memuaskan rasa penasarannya.

4. Membangun Kecerdasan Emosional Anak

Selain kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional juga penting bagi kehidupan sosial anak. Membacakan dongeng pada anak dapat membantu anak mengetahui nilai-nilai moral yang ada di masyarakat. Dengan contoh melalui tokoh yang ada dalam cerita akan meningkatkan kecerdasan emosional anak serta memudahkan anak menyerap

5. Membentuk Rasa Empati Anak

Membacakan dongeng paa anak dapat merangsang rasa empati anak pada lingkungan serta situasi sosial di sekitar mereka. Anak harus memiliki kemampuan sosial yang baik agar mereka mudah diterima di masyarakat nantnya. Membacakan dongeng dengan cerita yang mendidik, akan mengajarkan anak cara berempati dan bersikap baik dengan orang lain.

6. Melatih Daya Ingat Anak

Setelah membacakan dongeng pada anak, anda bisa bertanya tentang isi cerita tersebut, atau memintanya menceritakan kembali. Dongeng yang menyenangkan akan memberikan stimulasi daya ingat anak, sehingga terlatih untuk meningkatkan daya ingat anak.
Baca juga : Tips Membangun Komunikasi Dengan Anak Terlengkap

Tips Mendongeng Yang Baik

Membacakan dongeng pada anak bukanlah hal yang sulit jika anda mau melakukannya. Berikut ini adalah tips yang capat anda gunakan agar menjadi pendongeng yang baik.
  1. Pilihlah buku yang penuh gambar dan berwarna sehingga menarik perhatian anak.
  2. Pilihlah buku yang memiliki cerita dengan pesan moral.
  3. Pahami alur cerita dari buku yang akan anda bacakan, sehingga anda lebih mudah menyampaikan cerita pada anak sesuai dengan bahasa anda.
  4. Gunakan ekspresi saat mendongengkan anak, agar anak anda menjadi semakin antusias mendengarkan cerita anda. Jika perlu atur suara anda sesuai dengan tokoh ataupun karakter yang ada dalam cerita.
  5. Buat interaksi tanya-jawab dengan anak agar anak anda menjadi penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Seperti menanyakan "Apa yang terjadi dengan nasib tokoh dalam cerita" atau bisa dengan pertanyaan yang lainnya.
  6. Hindari gangguan TV atau yang dapat memecah fokus anak.
Membacakan dongeng merupakan kegiatan interaktif dua arah yang dilakukan orangtua bersama anak. Luangkan waktu anda 10 sampai 15 menit setiap hari untuk membacakan dongeng pada anak. Membacakan dongeng dapat dilakukan saat menjelang tidur atau saat anak sedang lelah. Lakukan dengan senang hati, supaya anda dapat total dalam menyampaikan cerita pada anak.

8 Cara Mengajarkan Toilet Training Pada Anak


Mengajarkan Toilet Training Pada Anak

Pada masa awal kehidupannya, anak menjalani hidup dengan senantiasa belajar. Anak perlu diajarkan dan diberikan stimulasi agar anak lebih mudah dalam menapaki dan mengetahui norma-norma yang ada. Mengajarkan Toilet Training Pada Anak juga sangat penting agar anak mengetahui bahwa tempat untuk pipis/BAB adalah di kamar mandi. Orangtua harus senantiasa sabar dalam membimbing dan mendampingi anak agar mereka dapat tumbuh menjadi anak yang mandiri.

Mengajarkan Toilet Training Pada Anak

Mungkin untuk awal, mereka akan ngompol atau buang air besar (BAB) di celana. Tidak masalah, inilah proses belajar mereka yang harus orangtua bimbing dengan kesabaran dan tidak putus asa. Agar anak-anak dapat memahami tempat buang air yang sebenarnya adalah di kamar mandi, anak membutuhkan stimulasi-stimulasi dari orangtua. Anak Tidak bisa dilepaskan begitu saja agar mengerti dengan sendirinya tentang hal ini, peran orangtua sangat diperlukan untuk memberikan pembelajaran tentang toilet training kepada anak.

Di bawah ini beberapa Cara Mengajarkan Toilet Training Pada Anak, yaitu :

1. Pastikan kesiapan balita

Balita diperkirakan siap melakukan toilet training ketika mereka sudah mampu duduk, berdiri tegak, memahami perintah atau komunikasi sederhana, dan bisa menyampaikan keinginannya. Umumnya pada usia 18 - 24 bulan.

2. Pastikan kesiapan fisik dan mental orang tua

Dalam melatih toilet training pada balita sangat dibutuhkan tenaga dan kesabaran lebih dari orangtua, khususnya seorang ibu yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Mungkin anda akan lebih sering membawa mereka untuk pipis di kamar mandi siang dan malam, membersihkan ompolnya di lantai, di kasur, di sofa, dan di tempat lainnya. Jauhkan perasaan kesal, marah, dan putus asa karena proses belajar ini tidaklah instan.

3. Komunikasi

Dalam proses belajar, jangan lupa untuk selalu berkomunikasi pada balita. Anda bisa menceritakan kenapa anda mulai melepas pospaknya dan belajar pipis/BAB di kamar mandi, beritahu mereka alasan kenapa harus di kamar mandi, bagaimana adab memasuki kamar mandi berserta doa masuk dan keluar kamar mandi, kenapa harus membersihkan bekas pipis/BAB, dan lainnya. Ada baiknya lakukan semua kegiatan anda dan balita sambil terus berkomunikasi.
Baca juga : Tips Membangun Komunikasi Dengan Anak Terlengkap

4. Buat suasana menjadi seru atau menarik

Balita sangat tertarik dengan kegiatan yang asik. Buat suasana yang dapat menarik perhatiannya agar bersemangat toilet training. Misalnya dengan membawa mainan kesayangannya, atau menempelkan sticker-sticker kartun kesukaannya di kamar mandi.

5. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan

Sediakan alat-alat seperti pel, sikat, kain lap, sabun, dll untuk membersihkan ompol atau pupnya agar hilang dari najis. Jika memungkinkan, anda bisa membelikan mereka potty chair yang lucu-lucu untuk menarik semangat toilet training balita. Pakaikan celana dalam bergambar yang disukai balita.

6. Perhatikan Jadwal dan Bahasa Tubuh Anak

Pelajari interval pipis/BAB balita mulai dari mengatur makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuhnya. Pelajari siklus, misalnya pipis 2 jam sekali (jika masih ngompol mungkin bisa diturunkan menjadi 1 jam sekali), dan siklus BAB misalnya setiap pagi sekitar jam 8. Perhatikan juga ekspresi atau bahasa tubuh balita. Biasanya balita punya ciri khas masing-masing ketika kebelet pipis/BAB.

7. Jangan lupa beri pujian

Beri pujian ketika mereka berhasil, seperti "Adek pinter deh...", "Mama bangga karena adek pipis di kamar mandi..". Jika mereka masih mengompol atau BAB di celana, jangan memarahi karena bisa membuat balita menjadi takut. Hal itu akan membuat proses toilet training lebih lama.

8. Konsisten

Lakukan terus menerus sampai balita memahami apa yang sedang orangtua ajarkan, jangan menyerah. Hindari kebingungan dengan mempelajari merode-metode asik untuk mengajari toilet training pada anak.

Hindari Kesalahan Ini

Selain 8 cara terseubt diatas, orangtua juga perlu memperhatikan 3 hal yang harus dihindari orangtua dalam mengajarkan toilet training pada anak, yaitu :

1. Terlalu Dini

Kalau anak diajarkan toilet training terlalu dini, kemungkinan akan gagal dan proses belajarnya menjadi lebih lama. Umumnya pada usia 18 - 24 bulan anak sudah dapat diajarkan toilet training, namun secara pastinya tidak ada yang tahu kapan awktu yang tepat untuk mengajarkan toilet training kepada anak.

Orangtualah yang lebih bisa melihat waktu yang tepat anak diajarkan toilet training dengan selalu memperhatikan perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya. Mengajarkan toilet training membutuhkan waktu sekitar tiga bulan atau lebih sehingga orangtua harus sabar. Jika toilet training tidak sukses dijalankan dalam beberapa minggu, itu artinya anak masih belum siap, tunggu saja beberapa minggu lagi, kemudian dicoba kembali dari awal.

2. Memulai diwaktu yang salah

Hindari mengajarkan toilet training saat anak dalam waktu dekat akan memiliki adik, atau saat berganti pengasuh maupun masa peralihan dalam hidupnya karena itu adalah waktu yang tidak tepat untuk mengajarkan anak toilet training.

Untuk mengajarkan sesuatu kepada anak membutuhkan rutinitas agar anak mudah memahami apa yang diajarkan kepadanya. Jadi pilihlah waktu yang tepat untuk mengajarkan kebiasaan toilet training kepada anak.

3. Membuatnya Menjadi Beban

Saat mengajarkan toilet training pada anak, hindari paksaan dan tekanan kepada anak untuk pipis/BAB di kamar mandi. Biarkan mereka belajar pelan-pelan sesuai dengan kemampuan. Buatlah proses belajarnya menyenangkan sehingga anak menjadi tertarik untuk belajar.

4. Mengikuti Aturan Orang Lain

Orang lain boleh saja memberikan saran agar anak anda segera diajarkan cara toilet training, namun anda jangan terlalu terpengaruh, pastikan anak anda siap saat anda ingin mengajarinya toilet training.

5. Menghukum Anak

Jika anak masih menolak, jangan paksakan terlebih memarahi dan menghukumnya, kaena hal itu akan membuat anak menjadi takut untuk mencoba sesuatu. Tanggapi penolakan maupun kesalahannya dengan bijak tidak perlu dengan amarah.

Penting ! Pendidikan Moral Anak Sejak Dini Dan Cara Menerapkannya

Pendidikan Moral Anak Sejak Dini Dan Cara Menerapkannya
Nilai moral merupakan landasan utama dalam kehidupan bermasyarakat. Menanamkan nilai moral kepada anak harus dimulai sejak usia dini karena anak memiliki kemampuan yang baik untuk menyerap pengetahuan dari sekitarnya. Pendidikan moral anak sejak dini sangat penting agar anak memiliki fondasi dan karakter yang kuat sehingga dapat bersosialisasi dengan baik di masyarakat.

Pendidikan Moral Anak Sejak Dini

Pendidikan moral tidak harus melalui pendidikan formal seperti disekolah, mengajarkan nilai moral dapat juga dilakukan oleh orang tua. Mengajarkan moral anak adalah tantangan berat yang harus dihadapi orangtua, karena nilai moral merupakan konsep abstrak dan tidak didapat dari buku.

Nilai moral hanya diperoleh dari pengalaman dan nasehat dari orangtua. Pengalaman dan nasehat yang disampaikan orangtua secara konsisten akan mudah diterima dan dimengerti anak.

Agar anak memiliki pribadi yang baik saat mereka dewasa, anak-anak harus memiliki pengetahuan moral yang baik agar mereka memiliki fondasi dan karakter yang kuat dalam menjalani kehidupan nantinya.


Berikut ini adalah beberapa nilai moral yang bisa anda ajarkan kepada anak anda, yaitu :

1. Jangan Berbohong

Kejujuran merupakan hal paling utama yang harus diajarkan kepada anak, kejujuran sangat penting oleh karena itu beritahu anak bahwa kebongan sekecil apapun adalah salah dan dapat merugikan diri mereka sendiri.

2. Bertanggung Jawab dan Meminta Maaf

Saat anak melakukan kesalahan ajari mereka untuk berani bertanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan tersebut. Beritahu mereka bahwa meminta maaf adalah salah satu cara untuk membayar kesalahan dan  kata maaf juga akan membuatnya lebih dihargai orang lain.

3. Suka Menolong dan Rendah Hati

Hidup harus saling tolong menolong karena kita hidup saling membutuhkan satu dengan yang lain, ajari anak untuk senantiasa membantu orang lain tidak perlu sombong, senantiasa rendah hati dan ringan tangan. Dengan menolong orang lain, orang juga tidak akan segan membantu kita saat kita menghadapi kesusahan.

4. Menghargai Satu Sama Lain

Kenalkan kepada anak bahwa didunia ini tidak semuanya sama, dan perbedaan adalah anugerah dari sang pencipta. Ajarkan kepada anak untuk menghormati dan menghargai setiap perbedaan baik dari segi fisik maupun sudut pandang (pendapat orang lain), karena dengan perbedaan hidup akan lebih indah dan wawasan akan lebih bertambah.

5. Jangan Pernah Menyakiti Orang Lain

Menyakiti orang lain akan berdampak pada status sosialnya, jika dia menyakiti orang lain anak akan dijauhi dari pergaulan. Berikan contoh kepada anak hal apa saja yang dapat menyakiti orang lain dan beritahu juga dampaknya.

6. Jangan Mencuri

Ajarkan anak bahwa mencuri adalah perbuatan tidak terpuji dan merupakan kejahatan yang melawan hukum. Beritahu dia bahwa mencuri juga merugikan orang lain dan dilarang agama.


Cara Menerapkannya Pendidikan Moral Anak Sejak Dini

Untuk mengajarkan nilai-nilai moral seperti yang dijelaskan diatas, orang tua dapat menggunakan cara sebagai berikut :

1. Diskusi dan Klarifikasi

Ajak anak berdikusi tentang hal-hal yang dianggap salah atau bertentangan dengan poin-poin diatas, kemudian berikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan nilai-nilai moral dengan caranya sendiri. Arahkan mereka untuk memberikan alasan kenapa perbuatan itu baik atau buruk, kemudian lakukan koreksi dan klarifikasi dari pendapat mereka, agar pesan yang anda sampaikan dapat diterima dengan baik oleh anak.

2. Cerita atau Dongeng

Mengajarkan nilai moral kepada anak juga bisa menggunakan cerita atau dongeng. Menggunakan Cerita atau Dongeng lebih memudahkan anak memahami dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Teladan dan Contoh

Anak memiliki kemampuan untuk belajar dari meniru, oleh karena itu cara yang paling efektif untuk mengajarkan anak adalah dengan memberikan contoh serta teladan kepada mereka. Berikan contoh kepada mereka atas setiap nilai yang anda ajarkan kepada mereka. Figur orangtua sangat penting bagi perkembangan moral anak.

4. Pembiasaan dalam perilaku

Agar nilai-nilai moral dapat tertanam sampai anak dewasa sangat perlu dilakukan pembiasaan dalam perilakunya sehari-hari. Pembiasaan ini membutuhkan konsistensi orangtua dalam mendidik anak menjadi pribadi yang baik.

Demikian beberapa pelajaran moral yang penting untuk anda ajarkan kepada anak anda, serta cara mengajarkannya. Mudah-mudahan kelak anak akan tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Ikuti 4 Tahapan Mendidik Anak Dalam Islam Sesuai Cara Rasulullah

Mendidik Anak Dalam Islam Sesuai Cara Rasulullah

Anak yang baik, cerdas, memiliki karakter positif dan dapat dibanggakan merupakan dambaan setiap orang tua. Parenting atau Mendidik anak adalah salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki orang tua, dengan pola asuh yang tepat, karakter posisitif seorang anak akan semakin bersinar. Orang tua harus memiliki pengetahuan mendidik emosi anak dengan pola didik anak sesuai tingkatan usianya. Mendidik anak dalam Islam sesuai cara Rasulullah menggunakan tahapan berdasarkan pengelompokan usia.

Mendidik anak dalam Islam sesuai cara Rasulullah merupakan salah satu panduan yang dapat diikuti oleh umat islam dalam mendidik anak.  Mendidik anak usia dini tentu tidak bisa kita samakan dengan anak yang sudah remaja, begitu juga dengan menghadapi anak diusia remaja tidak bisa disamakan dengan anak yang masih kecil, orang tua harus dapat menyesuaikan dengan pertumbuhan emosional dan kecerdasan anak berdasarkan tingkatan usianya.
Baca juga : Ketahui Bahaya Membentak Anak

Mendidik Anak Dalam Islam Sesuai Cara Rasulullah

Namun masih banyak dari orang tua yang tidak bisa membedakan hal tersebut, oleh karena itu agar para orang tua memiliki panduan dan tidak salah dalam mendidik anak, berikut ini di uraikan cara mendidik anak menurut ajaran rasulullah yang dibuat 4 (empat) tahapan usia anak.

1) Mendidik Anak Usia 0-6 tahun.
Anak diusia ini harus dididik dengan penuh kelembutan, kasih sayang, dan tidak menggunakan kekerasan.

Interaksi yang sering antara orang tua dengan anak akam menimbulkan ikatan batin yang kuat antar keduanya, orang tua tidak perlu membuat banyak larangan karena itu akan merusak jaringan otak anak, lebih baik anda sampaikandan alasannya secara detail, anak memang tidak paham tapi sensor motoriknya akan tetap bekerja dengan ransangan positif dan merekamnya.

Begitu juga jika anak melakukan kesalahan, orang tua tidak perlu memukul anak jika mereka melakukan kesalahan, lebih baik anda sampaikan kesalahannya dan minta untuk tidak mengulanginya, dan orang tua harus tetap sabar, karena anak diusia ini memang sedang banyak belajar dengan berjuta keajaiban dunia yang baru dia ketahui.

Ini dimaksudkan untuk menciptakan ikatan batin antara anak ke orang tua, sehingga anak akan menemukan tempat terbaik mereka adalah keluarga, anak akan menjadikan orang tua sebagai sandaran mereka saat menghadapi berbagai persoalan hidup.

2) Mendidik Anak Usia 7-14 tahun
Ketika anak anda telah memasuki usia ini, orang tua harus mulai mengajarkan anak tentang agama, melakukan ibadah yang wajib dan sunnah.

Selain itu, orang tua juga harus mengajarkan nilai Disiplin dan Tanggung Jawab kepada anak.

Meskipun nilai disiplin dan tanggung jawab yang harus diajarkan ke anak, bukan bearti orang tua bisa dengan leluasa menggunakan kekerasan.

Orang tua juga harus tetap mendidik dengan penuh kasih sayang kepada anak, mengajarkan nilai disiplin dan tanggung jawab artinya orang tua harus tegas dan konsisten dengan apa yang telah disampaikan ke anak.

3) Mendidik Anak Usia 15- 21 tahun
Ini adalah fase dimana seorang anak ingin mendapatkan pengakuan bagi lingkungannya, atau biasa disebut fase Remaja. Anak diusia ini memiliki gejolak emosional yang tinggi.

Jika anak anda telah memasuki usia ini hendaknya orang tua mendidik mereka dengan cara Berkawan.

Buat komunikasi yang baik dengan anak, jadilah pendengar yang baik bagi mereka, saling bertukar pendapat dan menghormati pendapat mereka selagi tidak bertentangan dengan syariat.

Jika orang tua tidak setuju dengan pendapat mereka tidak perlu memarahi anak, ataupun menghardiknya.

Buat komunikasi senyaman mungkin dengan anak, agar anak tidak perlu mencari orang ketiga untuk menyampaikan keluh kesahnya.

4) Mendidik Anak Usia 21 tahun dan ke atas
Anak di usia ini telah memasuki fase pendewasaan menuju kematangan.

Jika anak telah memasuki usia ini, hendaknya orang tua memberikan kepercayaan penuh kepada anak dan memberikan kebebasa kepada mereka untuk membuat keputusan mereka sendiri.

Orang tua hanya cukup memposisikan diri sebagai penasehat agar segala tindakannya tetap dalam pantauan orang tua.

Itulah 4 (empat) tahapan yang diajarkan oleh Rasulullah dalam mendidik anak, supaya anak tumbuh kembang dengan nilai-nilai positif dan senantiasa menyayangi dan mencintai keluarga. Mendidik anak butuh proses, tidak bisa instans, oleh karena itu orang tua harus senantiasa konsisten dan sabar, agar anak tumbuh dengan kepribadian yang positive.

Mudah-mudahan artikel tersebut bermanfaat bagi anda pembaca sekalian. ***